Selamat Datang di Blog Ratman Boomen. Semoga Anda Mendapat Manfaat. Jangan Lupa Beri Komentar atau Isi Buku Tamu. Terima Kasih atas Kunjungan Anda.

Halaman

01 Januari 2009

(6) Ar Razi


Ar Razi

(Rhazes)

Sang Dokter Muslim Terbesar



Oleh: Ratman al-Kebumeny

Siapakah Dia?

Siapakah dokter terbesar muslim yang hidup di abad pertengahan dengan berbagai karya dan khidmatnya kepada umat manusia? Tak salah apabila jawabannya adalah orang yang di Barat disebut Rhazes, dengan nama aslinya Abu Bakr Muhammad bin Zakariya Ar Razi. Sang dokter ini lahir di Persia, tepatnya di Rayy dekat Teheran sekarang, pada sekitar tanggal 1 Sya'ban 251 H / 864 M. Ternyata Ar Razi sejak kecil bukanlah orang yang bercita-cita menjadi dokter handal. Malah, hingga usianya mencapai 30 tahun ia menjadi seorang pemusik, seorang seniman. Namun, roda kehidupannya terus berputar, hingga ia belajar kimia, filsafat, logika, matematika, dan fisika. Tapi, dorongan besar hatinya mengalihkan perhatiannya di dunia kedokteran. Sebuah pilihan hidup yang akhirnya kita katakana tepat, setelah melihat karya-karya besarnya di bidang baru yang ia geluti.

Pendidikan Ar Razi dimulai di tanah kelahirannya, Rayy, dan kemudian berpindah-pindah pada beberapa orang guru untuk mengkaji asas ilmu kimia, obat-obatan, kedokteran, filsafat, dan hisab (matematika). Kemahirannya yang luar biasa menjadikan Ar Razi disebut juga dengan "Galen Arab". Galen (Jalun) adalah ahli farmasi dan kedokteran terkenal Romawi yang telah menulis sekitar 50 jilid buku mengenai filsafat, obat-obatan, dan kedokteran. Ya, Ar Razi setara, bahkan mungkin lebih hebat dari dokter-dokter hebat sebelumnya dalam segi yang lain. Ia belajar, mengajar, mengabdi, dan menulis hingga tua dan buta, yang menjadikannya kembali ke tanah kelahirannya di Rayy untuk memanfaatkan sisa umur yang diberikan Allah-Nya. Setelah berkarya dan mengamalkan ilmunya dengan landasan iman yang kuat, sang dokter Ar Razi menghembuskan nafas terakhirnya pada sekitar tahun 320 H / 930 M.


Apa Karyanya?

Setelah perhatiannya fokus pada bidang kedokteran, Ar Razi sangat tekun belajar. Ia menimba ilmu kedokteran dari gurunya, Ali Ibnu Suhal bin Rabban Ath Thabari. Selain itu, ia juga melahap referensi-referensi kedokteran yang ditulis oleh Jalun (Galen), Hifukratun (Hipokrates), Faul Ajina (Paul Agina), dan lainnya. Tak ketinggalan pula ia mengkaji kitab-kitab Hindu dan Nasrani. Ar Razi juga belajar pada Hunain Ibnu Ishaq yang menguasai seluk beluk Yunani Kuno serta pengobatan Persia dan India. Ketekunannya belajar membuahkan hasil yang besar, hingga ia menjadi dokter mumpuni dan disegani, dengan banyak orang pula belajar padanya walaupun mereka berasal dari jauh seperti Asia. Ia dikenal sebagai guru yang luas luas ilmunya dan ramah pergaulannya.

Kemampuannnya di bidang kedokteran menjadikan ia diangkat sebagai direktur Rumah Sakit Rayy, dan naik kariernya menjadi direktur Rumah Sakit Pusat Baghdad pada masa kekuasaan Khalifah Al Muqtafi. Dan ada satu kisah menarik dari Ar Razi ketika ia memilih tempat untuk membangun rumah sakit di Baghdad. Metodenya cukup unik. Yang Ar Razi lakukan adalah menempatkan potongan daging segar di beberapa tempat di Bagdad. Beberapa waktu setelah itu, ia mengecek daging yang disebar di berbagai tempat itu. Mana tempat yang ia pilih sebagai tempat rumah sakit? Yang Ar Razi pilih adalah tempat yang dagingnya paling tahan lama busuknya dari daging di tempat lain. Kita tentu bisa menjawab mengapa Ar Razi memilih tempat yang dagingnya tahan lama busuk.

Selain sibuk sebagai dokter, Ar Razi banyak melakukan penelitian dan kajian kedokteran, sehingga banyak karya yang ia hasilkan. Dari berbagai kajiannya, Ar Razi merupakan pelopor dalam berbagai bidang ilmu kesehatan, khususunya obat dan perawataan. Sedangkan dalam praktek, ia merupakan seorang spesialis dari:

1. Pediatric (ilmu kesehatan anak)

2. Obstetric (ilmu kandungan) dan

3. Ophthalmology (ilmu tentang mata)

Dengan demikian Ar Razi dikenal sebagai dokter klinis terbesar Islam, baik di dunia Islam maupun Barat dan Timur.. Maka, tak heran jika dokter kelahiran Rayy ini menulis kitab yang berkualitas dan banyak. Sedangkan wibawanya dalam ilmu medis hanya bisa disaingi oleh dokter saudara sesama muslimnya, yaitu Ibnu Sina.

Ar Razi merupakan orang pertama yang memberikan laporan ekstraksi katarak dan ilmuwan pembahas reaksi pupil mata yang membesar dan mengecil. Dia mengatakan bahwa reaksi pupil mata terjadi karena otot-otot kecil bekerja sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Rhazes juga dokter pertama yang melakukan hal-hal berikut:

  1. Memakai air dingin untuk mengobati demam.
  2. Menciptakan benang untuk operasi dari usus hewan.
  3. Mengadakan percobaan pada hewan.
  4. Menemukan faktor keturunan, yaitu bahwa sebagian penyakit dapat menular karena faktor keturunan.
  5. Memisahkan ilmu kedokteran dengan ilmu farmasi.

Karya tulisnya mencapai lebih dari seratus karya. Debutan tulisannya dimulai dengan karya prestisiusnya, yaitu kitab Al Hawi (Comprehensive Book on Medocine/Kitab Komprehensif) yang disebut pula kitab Al Jami' Al Khas li Shina'ah Ath Thib atau dalam bahasa Latin dikenal dengan Liber Continens. Karyanya yang ini menguraikan ilmu dan praktek kedokteran sampai pada masanya yang berjumlah 20 jilid, tapi ada yang mengatakan pula 100 jilid, mungkin karena beda jilidannya. Dengan banyaknya jilid tersebut, maka Al Hawi menjadi ensiklopedi di bidang kedokteran terbesar dan luar biasa kala itu. Al Hawi berisi metode kedokteran campuran antara Suriah, Mesir, Yunani, Arab Irak, dan Hindu yang kemudian ia kaji dan ditambah catatan-catatan hasil observasi klinis Ar Razi sendiri, dan akhirnya ia menyatakan pendapat finalnya mengenai hal yang dibahas dalam kitab tersebut. Di kemudian hari, tampaknya kitab Al Hawi disempurnakan oleh murid-murid Ar Razi.

Prestasi Al Hawi menjadikannya sebagai rujukan penting dunia kedokteran, hingga banyak diterjemahkan ke bahasa Eropa dan dicetak beberapa kali. Atas perintah Raja Charles I dari Anjao pada tahun 1279 M, kitab Al Hawi diterjemahkan ke bahasa Latin oleh seorang tabib Yahudi Sisilia bernama Faray Ibnu Salim (Farragut) dengan judul Liber Continens, atau ada pula yang mencatat Al Hawi diterjemahkan ke bahasa Latin tahun 1468 M oleh Salim Ibnu Farj dengan judul Liber Dictus Elhawi. Dan dari 20 jilid Al Hawi, hanya 10 jilid yang masih ada tersimpan di perbagai perpustakaan seperti di Escorial, Berlin, Leningrad, dan London.

Kitab Al Hawi yang berpengaruh itu memang dirasakan sangat tebal oleh beberapa kalangan. Oleh karenanya, sekian waktu kemudian seorang dokter Persia bernama Ali Ibnu Al Abbas Al Majusi (wafat 994 M) membuat semacam ensiklopedi dengan kelengkapan yang sama dengan Al Hawi, tapi tidak setebal karya Ar Razi tersebut. Buku itu disebut Al Kunnash Al Malaki atau The Complete Art of Medicine. Ali Ibnu Al Abbas Al Majusi adalah dokter istana Sultan 'Adud Ad Daula.

Setah kitab Al Hawi, ada kitab lain yang dikenal luas, yaitu kitab Al Manshuri fi Ath Thib atau Liber Almanzoris yang terdiri atas 10 jilid. Kitab ini merupakan hadiah Ar Razi kepada penguasa Khurasan yang juga sahabatnya, Al Manshur Ishaq. Kitab ini membahas masalah kedokteran Arab-Yunani. Dalam buku tersebut Ar Razi menjelaskan anatomi tubuh manusia dengan detail dalam pokok bahasan tersendiri. Dibahas pula di kitab Al Manshuri fi Ath Thib persoalan saraf motorik dan sensorik. Di kitab itu juga dijelaskan intervertebral foramina (rongga di antara tulang belakang) dan spinal chord (jaringan syaraf tulang belakang). Ar Razi juga membahas efek kerusakan syaraf. Dikatakannya bahwa luka pada otak atau pada sinal chord akan menyebabkan kelumpuhan di bagian organ tubuh yang suplai syarafnya rusak atau hancur.

Kitab Al Manshuri fi Ath Thib telah terjemahkan ke dalam bahasa Latin tahun 1480/1481 M di Milano dengan terjemahan Liber Almanzoris. Selain ke dalam bahasa Latin, kitab karya Ar Razi yang ini juga dialihbahasakan ke dalam bahasa Jerman dan Perancis secara terpisah dari sebagian jilidnya. Adalah Gerard dari Cremona yang menyusun terjemahan jilid ke-9 Kitab Al Manshuri fi Ath Thib dengan judul Nonus Al Mansuri yang terkenal hingga abad ke-16. Judul Latin terjemahan dari karya Ar Razi oleh Gerard of Cremona antara lain Liber Albubtri Rasis qui dicitur Al Mansoris (Liber Almanzoris), Liber divisionum continens CLIV capitula cum quibusdamconfectionibus ejusdem, Liber introductionis in medicina parvus, dan De juncturarum aegritudinibus. Kitab Al Manshuri fi Ath Thib juga diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani oleh Shem tob ben Isac (Babi ha Tortosi) sekitar tahun 1267 M.

Ar Razi juga meninggalkan tulisan mengenai campak, cacar, dan batu ginjal. Kitabnya Al Judari wa Al Hasabah merupakan karya orinisil Ar Razi dalam pembahasan carar dan cacar air. Buku ini merupakan tulisan hasil temuannya sendiri. Kitab ini pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Latin tahun 1565. Selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa yang lain hingga dicetak ulang 40 edisi antara tahun 1498 dan 1866 M. Adalah A. Greenhill pada tahun 1848 M di London, yang menerjemahkan Al Judari wa Al Hasabah ke dalam bahasa Inggris. Dan khalayak pyn tahu dengan kitab ini, Ar Razi dikenal sebagai orang pertama yang membedakan antara smallpox dan chickenpox atau cacar dan cacar air dengan kajiannya yang berkualitas.

Ada lagi karyanya di bidang selain kedokteran, Ar Razi juga menghasilkan kitab dalam bidang kimia dengan kitabnya Al Kimiya, yang di dalamnya dibahas anasir (unsurr-unsur) seperti logam, amoniak, al ghul, al kali, unsur nabati, unsur hewan, unsur manusia, dan lainnya. Ar Razi diduga mengembangkan kimia secara independent dari "bapak kimia" Jabir Ibnu Haiyan. Ia juga membahas reaksi kimia lengkap dengan uraian dan 20 instrumen untuk penelitian kimia. Sedangkan kitanya Al Asrar membahas berbagai zat kimia seperti batu, boraks, garam, dan lainnya. Ar Razi membagi benda-benda itu berdasar kategori mudah menguap dan lambat menguap. Dan, kitab Al Asrar diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul Liber Experimentorum. Kebesaran Ar Razi lengkap dengan produktifnya ia menulis kitab. Kitab-kitab karyanya yang lain antara lain:

1. Mukhtashar fi Al Laban (Ringkasan tentang Susu),

2. Man la Yahdhurhu Ath Thabib (Orang yang tak Datang ke Dokter),

3. Al Mafasil, Bar As Sa'ah,

4. At Taqsim wa At Takhsir,

5. Thibb Al Athfal (Kedokteran Anak)

Manuskrip karya-karya Ar Razi dapat dijumpai di berbagai perpustakan antara lain di Iran, Perancis (Paris), Inggris, dan India (Rampur). Sungguh, Ar Razi benar-benar mengagumkan dan memberikan contoh mulia pada kita tentang semangat belajar dan mengamalkan ilmu. Kebesarannya diakui oleh dunia Timur dan Barat hingga kini, dan lukisan Ar Razi pun menghiasi aula Fakultas Kedokteran Universitas Paris sebagai bentuk penghormatan untuknya. Dalam buletin WHO (World Health Organization) pada Mei 1970 memberikan penghargaan padanya dengan menyatakan bahwa penemuan Ar Razi mengenai cacar dan cacar air menunjukkan orisinalitas dan akurasi, dan esainya mengenai berbagai penyakit menular merupakan karya ilmiah pertama mengenai subyek ini. []


0 Responses: