Selamat Datang di Blog Ratman Boomen. Semoga Anda Mendapat Manfaat. Jangan Lupa Beri Komentar atau Isi Buku Tamu. Terima Kasih atas Kunjungan Anda.

Halaman

02 April 2009

teladan Cinta Nabi kepada Sang Istri

Teladan Cinta Nabi
kepada Sang Istri




Sebagaimana telah kita sepakati bersama bahwa Islam selalu menjadikan kehidupan didasari dengan cinta dan kasih sayang yang dibolehkan, sebagaimana suri teladan kita, Rasulullah yang mencintai Ummul Mukminin Sayyidah Khadijah sampai ke liang lahat. Hal tersebut seperti apa yang telah disabdakan beliau sendiri:
“Allah tidak memberikan pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. Dia orang pertama yang beriman kepadaku ketika seluruh manusia mengingkariku, orang pertama yang percaya terhadapku tatkala manusia mendustaiku, menginfakkan seluruh hartanya kepadaku ketika tak seorang pun peduli kepada dakwahku, dan Allah memberikan karunia anak darinya, serta dijauhkan-Nya anak-anak lain dariku.”

Pada suatu hari setelah wafatnya Sayyidah Khadijah, datanglah saudari Sayyidah Khadijah yang bernama Halah binti Khuwailid menjadi tamu di kediaman Sayyidah Aisyah radhiyallâhu ‘anha. Ketika itu Rasulullah sedang berada di halaman rumah, dan Halah pun mengucapkan salam kepada beliau yang mana suaranya mirip suara saudarinya, Sayyidah Khadijah, yang sangat dicintai dan melekat di hati Rasulullah. Hal tersebut membuat hati beliau berdetak kencang ketika mendengar suara salam itu. Tanpa sadar beliau berucap:
“Ya Allah! Ternyata Halah.”
Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah bersabda:
“Ya Allah! Ternyata Halah binti Khuwailid.”

Mendengar ucapan beliau, Sayyidah Aisyah radhiyallâhu ‘anha langsung berkata: “Aku cemburu.” Dia (Aisyah) menambahkan: “Wahai Rasulullah, mengapa engkau masih mengingat perempuan tua dari kabilah Quraisy itu yang sudah lama wafat, sedangkan Allah telah menggantikan untukmu dengan yang lebih baik dari padanya?” (Karena Sayyidah Aisyah radhiyallâhu ‘anha masih belia dan cantik jelita). Mendengar ucapan Aisyah tersebut Rasulullah sangat marah dan bersabda (seperti hadis sebelumnya):
“Demi Allah! Allah tidak memberikan pengganti yang lebih baik dari padanya, karena dia (Khadijah) telah beriman kepadaku ketika manusia kafir kepadaku ....”

Telah diriwayatkan bahwasanya setelah Rasulullah menyembelih seekor kambing, beliau bersabda:
“Berikan bagian untuk kaum kerabat Khadijah.”
Aisyah radhiyallâhu ‘anha pernah berkata: “Perkataan Rasulullah pernah membuatku jengkel, kemudian aku berkata: “Khadijah?!” Rasulullah pun bersabda:
“Sesungguhnya aku telah diberikan karunia cintanya.”

Wahai pemuda Islam! Mampukah engkau bayangkan cinta seperti ini?
Dan, wahai pemudi Islam! Mampukah engkau gambarkan karunia cinta seperti ini?!
Apakah ada yang sanggup di antara kita mencintai orang yang kita cintai seperti cinta Rasulullah kepada Sayyidah Khadijah radhiyallâhu ‘anha?

Barangsiapa yang mengatakan bahwa Islam melarang cinta, maka dia telah melakukan kekeliruan. Islam selalu mendukung cinta suci yang tidak goyah di telan masa dan tidak berubah walaupun menikah lagi dengan wanita belia nan jelita, juga tidak terpengaruh dengan kekayaan walaupun dia miskin papa. Cinta yang tetap melekat di dalam dada walaupun di saat sakit dan berada di ambang pintu kematian. []

0 Responses: