Selamat Datang di Blog Ratman Boomen. Semoga Anda Mendapat Manfaat. Jangan Lupa Beri Komentar atau Isi Buku Tamu. Terima Kasih atas Kunjungan Anda.

Halaman

26 Januari 2010

4 Orang Jombang yang Terkenal


Jawa Timur, khususnya Jombang memang terkenal dengan orang-orangnya yang memang terkenal. Baik yang jadi presiden, seniman, pembunuh, hingga dukun. Saya pikir-pikir, lengkap juga ya Jombang punya orang-orang terkenal. Siapa saja, berikut ini sekedar contohnya. Contohlah yang baik, ambil pelajaran dari yang buruk.
Gus Dur alias KH. Abdurrahman Wahid.lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 – meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B. J. Habibie setelah dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999. Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. Abdurrahman Wahid adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Emha Ainun Nadjib (lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953; umur 56 tahun) adalah seorang tokoh intelektual yang mengusung nafas islami di Indonesia. Ia merupakan anak keempat dari 15 bersaudara. Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan ‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I. Istrinya yang sekarang, Novia Kolopaking, dikenal sebagai seniman film, panggung, serta penyanyi.
Lima tahun hidup menggelandang di Malioboro Yogya antara 1970-1975 ketika belajar sastra kepada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius dan sangat mempengaruhi perjalanan Emha.
Selain itu ia juga pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International Writing Program di Universitas Iowa, Amerika Serikat (1984), Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).
Dalam kesehariannya, Emha terjun langsung di masyarakat dan melakukan aktivitas-aktivitas yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik, sinergi ekonomi guna menumbuhkan potensialitas rakyat. Di samping aktivitas rutin bulanan dengan komunitas Masyarakat Padhang mBulan, ia juga berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, rata-rata 10-15 kali per bulan bersama Musik Kiai Kanjeng, dan rata-rata 40-50 acara massal yang umumnya dilakukan di area luar gedung. Selain itu ia juga menyelenggarakan acara Kenduri Cinta sejak tahun 1990-an yang dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki. Kenduri Cinta adalah forum silaturahmi budaya dan kemanusiaan yang dikemas sangat terbuka, nonpartisan, ringan dan dibalut dalam gelar kesenian lintas genre.

Tersangka kasus mutilasi, Very Idham Heryansah alias Ryan, dari Desa Jati Wates, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Empat orang telah dimutilasi olehnya. Empat mayat ditemukan di pekarangan belakang rumah orangtua Ryan di Jombang. Para korban diduga dihabisi antara 2007-2008. Guntur asal Nganjuk, Aril, Vincent asal Solo, dan Grandy asal Belanda. Keempat mayat itu dieksekusi oleh Ryan dalam rentang waktu yang berbeda. Aril dan Vincent yang mungkin dihabisi dalam waktu yang sama. Guntur dibunuh dan dikubur sekitar Juni-Agustus 2007. Vincent dibunuh bersama-sama dengan Aril sekitar April 2008. Brandy (dibunuh) Januari 2008. Karena ulah si Ryan ini, Jombang terkenal dan jadi tampak serem.

Siapa Muhammad Ponari sebenarnya? Dialah si dukun cilik yang terkenal itu. Ponari adalah warga Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang . Ia bocah kelas 3 SD di desa itu. Sejak menemukan batu “ajaib” yang katanya bisa menyembuhkan berbagai penyakit, ratusan bahkan ribuan orang setiap hari berbondong-bondong mendatangi rumah anak tunggal pasangan suami istri Kasim, 40, dan Mukaromah, 28 tersebut. Ponari dikenal warga sebagai dukun tiban alias dukun dadakan. karena kisah Ponari ini, Jombang jadi seger, lucu, menyenangkan sekaligus memprihatinkan (kok ya percaya gitu loh....).

0 Responses: