Selamat Datang di Blog Ratman Boomen. Semoga Anda Mendapat Manfaat. Jangan Lupa Beri Komentar atau Isi Buku Tamu. Terima Kasih atas Kunjungan Anda.

Halaman

31 Maret 2011

SINAR ISLAM SEMAKIN CEMERLANG DI RUSIA


Oleh: M. Aji Surya (Diplomat RI di Rusia, dalam buku MPV, Jaring Pena 2010)

Berbagai umat beragama di Rusia kini sedang bergairah;
bangun dari tidur panjangnya.
Bukan sebuah basa-basi, bila sinar Islam juga makin cemerlang.


Sebagian masyarakat Indonesia masih terkooptasi oleh sebuah bayangan yang salah, bahwa Rusia adalah Uni Soviet. Rusia adalah ateis dan komunis. Tidak lebih dan tidak kurang. Padahal, bersamaan dengan gerakan pembaruan yang diawali oleh Mikhail Gorbachev tahun 1990-an, Rusia kini menjadi negara yang terbuka dan eksotik. Kegiatan religi makin marak, dan umat Islamnya makin bergairah.

Pasca-runtuhnya Uni Soviet, Islam memainkan peranan penting dalam perkembangan Rusia. Umat Islam terus berkembang menjadi salah satu sokoguru bagi Rusia secara keseluruhan. Bahkan bila ingin mengetahui politik Rusia secara utuh, mau tidak mau harus memahami pula perkembangan Islam kontemporer di Rusia dan peranannya dalam masyarakat. Benarkah Islam sedang bangkit di Rusia?

Memang tidak banyak orang Indonesia yang mengetahui bahwa umat Islam di Rusia merupakan kelompok kedua terbesar setelah penganut Ortodoksi (Pravoslaviya). Beberapa data dan pernyataan menyebutkan angka sampai 25 juta muslim dari 145-an juta penduduk Rusia. Hubungan antara umat Islam dan mayoritas Ortodoksi nampak cukup harmonis. Pemerintah sekarang juga memberikan keleluasaan bagi perkembangan kedua kelompok terbesar ini.

Berbeda dengan muslim Eropa, muslim Rusia mempunyai sejarah panjang yang dimulai di pertengahan abad ke-7. Dari 182 etnis di Rusia, 57 etnis mengikuti agama Islam dan hal ini membuat Islam sebagai unsur yang tidak dapat dipisahkan dari budaya dan sejarah Rusia. Muslim Rusia punya hubungan baik dengan agama-agama lain dan mereka tidak bersikap ekstrem. Itulah mengapa mereka menentang kelompok-kelompok seperti al-Qaeda dan Taliban karena mereka tidak menerima sikap kekerasan dan pemikiran fanatik.

Berangkat dari berbagai kenyataan itulah barangkali, saat bertemu dengan ulama Islam Rusia, Presiden Rusia Dmitry Medvedev menegaskan tentang pentingnya posisi umat Islam Rusia. Ia mengatakan, “Umat Islam Rusia di negara ini dihormati dan punya pengaruh. Lembaga-lembaga Islam punya peran penting dalam menyebarkan perdamaian dan menciptakan atmosfer spiritual dan perilaku baik di tengah-tengah masyarakat serta berjuang melawan sikap ekstrem.” Mantan Presiden Putin juga tidak segan mengucapkan “Selamat Idul Fitri” pada akhir bulan Ramadan.

Di Federasi Rusia, awal abad ke-21 adalah periode kebangkitan kembali rohani dan keagamaan, termasuk Islam. Mayoritas muslim Rusia adalah sunni. Terdapat dua mazhab di Rusia: mazhab Syafi’i di Kaukasus Utara dan mazhab Hanafi di wilayah negara lainnya. Dalam beberapa kawasan terdapat tradisi sufi, utamanya pada suku Chechen dan Azeri.

Bangunnya kembali Islam di Rusia dimulai dengan pembentukan berbagai organisasi Islam dan masjid sebagai tempat berkumpulnya umat. Muslim Rusia membentuk organisasi dan masjid untuk mengorganisir struktur, pengaturan, pendekatan yang efisien dan tertib untuk mencapai tujuan serta kerja kebangkitan Islam. Pendidikan adalah prioritas utama organisasi Islam Rusia. Mereka menyadari bahwa kebangkitan Islam tidak mungkin tanpa kebangkitan pendidikan Islam, karenanya sampai tahun 2009 tercatat telah berdiri 18 sekolah tinggi Islam hasil upaya mereka.

Menurut data register negara terdapat 3.345 organisasi keagamaan muslim di tingkat lokal. Jumlah yang terbesar dari organisasi keagamaan tersebut terdaftar di daerah Volga sebanyak 1.945, Kaukasus Utara mencapai 980, dan Ural mencapai 316 lembaga. Di beberapa kawasan lain pun bermunculan organisasi serupa meski jumlahnya lebih kecil.
Untuk jumlah masjid, yang tercatat resmi saat ini sebanyak 4.750 masjid. Kawasan yang paling banyak terdapat masjid adalah di Dagestan dengan jumlah 3.000-an masjid. Begitu pula di Tatarstan, yang dalam 10 tahun terakhir telah mencapai lebih dari 1.000 masjid. Sementara di ibukota Moskow, yang populasi muslimnya sekitar satu setengah juta jiwa, terdapat 20 komunitas Islam dan lima masjid besar. Pakar data Rusia memperkirakan, jumlah masjid seluruhnya dapat mencapai sedikitnya 7.000 masjid di Rusia.

Bukti konkret potensi kebangkitan yang dapat dilihat saat ini antara lain makin maraknya muslim Rusia yang mempelajari al-Quran, tingginya animo berangkat ke Tanah Suci untuk haji dan umrah, jamaah masjid yang meningkat untuk menghadiri salat atau acara religius lainnya, tingginya proposal untuk pembangunan masjid baru, meningkatnya proyek acara-acara Islam di radio dan program televisi, serta maraknya restorasi pemakaian bahasa Arab dalam kehidupan mereka.

Menurut catatan, lebih dari 32 ribu muslim Rusia telah menunaikan ibadah haji di tahun 2008. Jumlah itu mengalami peningkatan setelah sebelumnya hanya 26 ribu dan kemudian ditambah kuotanya oleh pemerintah Arab Saudi sebanyak 6 ribu akibat meningkatnya minat muslim Rusia pergi haji. Meski kondisi ekonomi mereka sulit tetapi kerinduan berat pergi ke Tanah Suci dapat menjadi bukti konkret makin menguatnya gelombang kebangkitan muslim Rusia.

Setiap minggu, TV pemerintah Rusia menayangkan program yang dinamakan “Muslim”. Program tersebut menceritakan mengenai tradisi, adat istiadat dan budaya pemeluk Islam di Rusia. Radio pemerintah juga mempunyai program serupa. Pada tahun 2003, dibentuk Persatuan Wartawan Muslim Rusia di bawah payung Mufti Rusia dan dukungan Persatuan Wartawan Rusia. Muslim Rusia juga aktif berpartisipasi dalam dialog antaragama yang diadakan pemerintah Rusia setahun sekali untuk membahas isu-isu aktual dan memecahkan isu-isu sensitif antarumat beragama.

Potensi kebangkitan lain adalah tingkat fertilitas muslim Rusia yang telah melampaui etnis Rusia. Misalnya, tingkat fertilitas Republik muslim di Kaukaus Utara, khususnya Chechnya, mempunyai jumlah penduduk muda yang termuda dalam struktur demografi masyarakat Rusia yang menua. Pada paruh pertama tahun 2007, tingkat kelahiran di Chechnya 26,4 per 1.000 orang, sementara di Rusia hanya 11,28 per 1.000 orang. Perbedaan 15,12 poin ini merupakan gap tingkat fertilitas etnis yang besar di Rusia. Untuk itu, masa depan Islam nampaknya akan menjadi perhatian serius bagi pemerintah Rusia dan menarik untuk dilihat bagaimana pemerintah Rusia menanggapi statistik faktual ini.

Dalam bulan puasa Ramadan di Masjid Prospek Mira Moskow tahun lalu, Mufti Besar Ravil Gainutdin menekankan pentingnya tradisi turun-temurun dialog antara muslim dengan pemeluk agama lain di Rusia. Ia juga menyatakan, “Rusia adalah tanah air kita bersama. Selaku muslim Rusia, kita berkewajiban untuk melindungi dan memperluas kekayaan spiritual yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita.” Subhanallah. []

0 Responses: