Selamat Datang di Blog Ratman Boomen. Semoga Anda Mendapat Manfaat. Jangan Lupa Beri Komentar atau Isi Buku Tamu. Terima Kasih atas Kunjungan Anda.

Halaman

24 Maret 2010

Buku Problem Besar NU Pasca Gus Dur


Apa yang ada di pikiran Anda saat mendengar kata “NU”? Mungkin sebagian besar akan terbayang wajah Gus Dur, kiai nyentrik yang juga mantan presiden itu. Atau, Anda membayangkan sebuah ormas Islam terbesar di negeri ini dengan kultur yasinan, tahlilan, dan istighatsah-nya.

NU memang ormas Islam terbesar di Indonesia. Jumlahnya mencapai sekitar 50 hingga 50 juta orang dari 200-an juta penduduk Indonesia. Kiprah NU sebagai ormas Islam yang juga pernah menjadi sebuah partai politik sangat signifikan dalam percaturan berbangsa dan bernegara. Tokoh-tokohnya pun banyak yang berperan penting dan diakui baik nasional maupun internasional. Warga Nahdliyin di tingkat bawah pun memiliki peran yang tak bisa dinafikan.

Namun, di balik “kebesaran” itu, apakah NU tak punya kelemahan, kekurangan, juga tantangan dan ancaman? Apalagi setelah ikon besar NU selama ini, Gus Dur, meninggalkan NU untuk selama-lamanya. Mundzar Fahman, seorang mantan wartawan Jawa Pos, mengulas kekuatan dan permasalahan NU terkini tersebut dalam bukunya: Problem Besar NU Pasca Gus Dur. Berbagai persoalan yang mengemuka di tubuh NU dikupasnya. Salah satu persoalan itu adalah syahwat politik tegangan tinggi para kiai dan tokoh NU. Dengan tingginya syahwat politik itu, akibatnya perseteruan di level politik praktis antar-warga NU acap kali terjadi. Saking sibuknya di arena politik praktis itulah sampai-sampai pesantren dan rumah sakit juga warga Nahdliyin tidak diopeni sungguh-sungguh. NU yang khittah-nya sebagai jam’iyah keislaman-kemasyarakatan, seolah telah “berubah wajah” menjadi organisasi politik-kemasyarakatan. Benarkah demikian?

Buku terbitan Jaring Pena Surabaya (Maret, 2010) ini mengupas banyak hal tentang itu dalam eman bagian: Misi Besar NU, Kekuatan NU, Kelemahan NU, Peluang yang Terbuka bagi NU, Tantangan dan Ancaman NU, dan Apa yang Perlu Dilakukan NU?
Kiranya harus dibaca khususnya oleh para tokoh NU di semua level dan Nahdliyin di pelosok tanah air. Yang bukan orang NU, tentu sangat layak mengkonsumsinya untuk berbagai kepentingan. Mau?

Buku Success, Healthy, Happiness


Jika Anda ingin menyetrum diri Anda dengan setrum-setrum kecil tapi bisa membangkitkan, buku Success, Healthy, Happines adalah jawabannya. Ada tiga hal yang sangat didambakan setiap manusia: kesuksesan (success), kesehatan (healthy), dan kebahagiaan (happiness). Sepertinya ketiga hal itu tidak bisa dipisah dan berkurang. Jika salah satu berkurang atau hilang, sepertinya akan ada masalah.

Jika Anda sukses dan sehat tapi tidak bahagia, Anda akan menderita batin. Jika Anda sukses, merasa bahagia tapi sakit-sakitan, Anda akan merepotkan orang lain dan uang Anda bisa ludes untuk sekadar berobat. Jika Anda merasa bahagia, sehat, tapi tidak sukses, Anda tidak bisa berbuat lebih banyak daripada orang yang sukses dan memiliki banyak kesempatan. Mungkin ada yang bilang, “Yang penting bahagia, tidak harus sukses dan sehat, karena banyak orang yang sukses dan sehat tapi tak bahagia.” Benarkah demikian?

Anda boleh tidak sepakat dengan pendapat di atas. Tapi siapapun yang tidak memiliki atau kehilangan salah satu dari tiga hal itu, akan merasa “kurang” dalam hidupnya. Sukses, sehat, dan bahagia adalah hak setiap orang. Tak ada larangan meraihnya. Semua berbakat sukses, sehat, dan bahagia. Semua tergantung siapa? Tergantung orangnya!

Buku karya Ali Murtadlo dan Tatik Suryani (Jaring Pena, Maret 2010)ini membahas tiga dambaan setiap manusia itu layaknya kacang. Ringan, simpel, pendek dan renyah sekali dibaca. Rata-rata satu judul satu halaman saja. Walaupun ringan dan simpel, tapi bisa menyetrum dan menyentil Anda. Dan inilah tujuan buku ini: menyetrum! Agar pembacanya tersengat aliran listrik sukses, sehat, dan bahagia.

Buku yang terdiri atas 3 bagian ini selalu dimulai dengan tes dari masing-masing bagian. Bagian pertama tentang success (sukses). Dimulai dengan Kuis Mental Sukses. Selanjutnya Anda bisa tersengat dengan membaca Tuhan Tak Takdirkan Miskin, Aku Nggak Bakat, Stop Bilang Nasin-Nasib, karena membalikkan kesadaran salah dan konyol yang banyak menjangkiti orang. Dalam bagian ini disuguhkan juga setrum-setrum sukses dalam I’am Possible; Pak Dahlan Bisa Kok; Mulai Kuli, Tidak Usah Gengsi; Cuci Otak Sebersih-Bersihnya; dan lainnya. Kebiasan-kebiasan buruk yang tidak mendukung kesuksesan disentil dalam Kenalilah Pencuri Waktumu, Aduh Nggak Ada Waktu, juga Ceriwis Salah Alamat. Setrum sukses yang lain akan Anda rasakan saat membaca judul-judul selanjutnya.

Di bagian dua, tentang healthy (sehat), Anda akan dites dengan kuis Hidup Sehatkah Kita? Selanjutnya Anda akan diestrum dengan hal-hal yang kelihatannya remeh-temeh dalam keseharian tapi sangat berpengaruh bagi kesehatan. Titip Gorengan Ya!; Maaf Tidak Bisa Sarapan; Sayang Anak Tapi Rokokan; Bapakku Merokok Juga Sehat; Makanmu Kayak Kambing, dan lainnya. Selain itu, Anda juga mempraktikkan kiat sehat seperti The Power of Air Putih; Enzime Friendly, Apa Sih?, dan sebagainya.

Sedang di bagian terakhir tentang happiness (bahagia), Anda akan dites Bahagiakah Anda? Kemudian Anda akan disetrum dengan motivasi bahagia seperti Syukuri What We Have; Everyday is a Great Day; Be Positive; Jaga Terus Antusiasme; A Pleasing Personality; SMS Allah Sebelum Shubuh, dan masih banyak lagi. Bagian terakhir ini adalah puncak dari dua hal sebelumnya: sukses, sehat lalu berbahagia! Bagaimana dengan Anda?