Az Zahrawi
(Albucasis)
Si Ahli Bedah
Oleh: Ratman al-Kebumeny
Siapakah Dia?
Di bidang kedokteran, kemajuan ilmu dan kemunculan tokohnya tak hanya di wilayah timur seperti Baghdad, Damaskus, Kairo, dan lainnya, tapi juga di wilayah barat, Eropa. Di kerajaan Islam Andalusia (sekarang Spanyol, wilayah Eropa barat) terdapat pula banyak ahli kedokteran, salah satunya adalah seorang pelopor ilmu bedah yang dikenal sebagai "bapak ilmu bedah". Siapakah dia? Dia adalah Az Zahrawi, yang di Barat dikenal dengan banyak nama sepert Albucasis, Bulcasis, Bulcasim, Baulcari, Elzahawi, Ezzahrawi, Zahravius, Alcarani, Aicaravi, Alcaravius, dan Alsahrawi. Nama lengkapnya adalah Abu Al Qasim Khalaf Ibnu Abbas Az Zahrawi. Tokoh ini merupakan keturunan salah satu sahabat anshar.
Siapakah Dia?
Di bidang kedokteran, kemajuan ilmu dan kemunculan tokohnya tak hanya di wilayah timur seperti Baghdad, Damaskus, Kairo, dan lainnya, tapi juga di wilayah barat, Eropa. Di kerajaan Islam Andalusia (sekarang Spanyol, wilayah Eropa barat) terdapat pula banyak ahli kedokteran, salah satunya adalah seorang pelopor ilmu bedah yang dikenal sebagai "bapak ilmu bedah". Siapakah dia? Dia adalah Az Zahrawi, yang di Barat dikenal dengan banyak nama sepert Albucasis, Bulcasis, Bulcasim, Baulcari, Elzahawi, Ezzahrawi, Zahravius, Alcarani, Aicaravi, Alcaravius, dan Alsahrawi. Nama lengkapnya adalah Abu Al Qasim Khalaf Ibnu Abbas Az Zahrawi. Tokoh ini merupakan keturunan salah satu sahabat anshar.
Az Zahqawi lahir di Az Zahra, sebuah daerah di pinggiran kota Kordoba yan menjadi ibukota kerajaan Islam Andalusia (Spanyol). Kemegahan Az Zahra kala itu bersaing dengan Baghdad dan Konstatinopel di timur. Tahun kelahiran Az Zahrawi sekitar 324 H / 936 M. Masa kecilnya secara hanya sedikit yang diketahui, karena saat itu Az Zahra telah dikepung dan dihancurkan oleh pasukan musuh. Orang yang pertama kali menceritakan kehidupan Az Zahrawi adalah Abu Muhammad bin Hazm (993-1064 M), seorang ilmuwan Andalusia juga. Sejak awal ia bertekun di bidang kedokteran melalui pendidikannya di Kordoba. Dengan ketekunannya belajar dan berpraktek, Az Zahrawi terkenal sebagai ahli bedah muslim Spanyol (Moorish Spain) di abad pertengahan kala itu. Dia paling menonjol karena terobosan aslinya (orisinil) dalam ilmu bedah dan berbagai peralatan bedah yang digunakannya. Setelah berkarya dan mengamalkan ilmunya, ia wafat sekitar tahun 404 H / 1013 M.
Apa Karyanya?
Untuk menjadi seorang ahli bedah tentu harus tekun belajar dan melakukan berbagai percobaan serta penelitian yang mendukung. Dan, itu yang dilakukan oleh Az Zahrawi. Pendidikan kedokterannya dimulai di Kordoba. Sekian waktu ia belajar, akhirnya Albucasis menjadi seorang pakar dengan spesialisali bedah. Kemampuan yang mumpuni ia miliki, selain karena belajar secara teoritis juga melakukan praktek dan berbagai penelitian. Para mahasiswa datang kepadanya untuk menimba ilmu, dan para pasien mengunjunginya untuk berobat atau minta nasehat padanya. Bahkan, karena keahliannya itu, Az Zahrawi diberi jabatan sebagai dokter istana Khalifah Abdurrahman III, salah seorang penguasa Andalusia saat itu. Ketenarannya sebagai ahli bedah melampaui batas-batas wilayah Andalusia. Sehingga kiranya tepat apa yang disampaikan oleh Will Durant, bahwa Kordoba kala itu merupakan kota utama bagi penduduk Eropa untuk melakukan operasi pembedahan.
Pembedahan yang dilakukan Az Zahrawi dimulai dengan mencuci semua alat bedah dengan zat yangyang dinamakan asafra, pencuci hama (bakteri). Teknik bedahnya sudah tinggi dan maju. Az Zahrawi terkenal halus jahitannya dalam operasi, dan telah banyak sukses membedah ginjal berbatu (batu ginjal), memperlebar bab ar rahim (pintu rahim), menyambung nadi, dan sebagainya. Pembedahannya sudah mencapai taraf spesialis, kemampuan yang tidak banyak dikuasai oleh umum. Dasar-dasar yang ia terapkan dijadikan sebagai kaeya asli di bidang ilmu kedokteran, khususnya bedah. Penemuannya berpengaruh hingga lima abad setelahnya, bahkan menjadi dasar ilmu bedah modern. Maka tak heran apabila hal tersebut mengundang komentar Dr. Campbell dalam buku History of Arab Medicine (Sejarah Kedokteran Arab) mengatakan bahwa dasar-dasar kedokteran Az Zahrawi melebihi apa yang ditemukan oleh Galen (dokter terkenal Romawi) dalam kurikulum kedokteran Eropa.
Karya tulis yang dihasilkan Az Zahrawi juga banyak, mencerminkan kepakarannya dalam ilmu bedah. Ia memiliki kemampuan keilmuan yang ensiklopedis (banyak ilmu yang dikuasai). Karya ensiklopedi terkenalnya adalah Al Tasrif li Man Ajaz 'an Al Talif sebanyak 30 jilid. Kitab tersebut ia buat antara lain untuk membantu orang-orang yang tidak mampu membaca buku-buku besar, sehingga terjemahan judul bukunya adalah An Aid to Him Who Lacks the Capacity to Read Big Books. Kitab Al Tasrif li Man Ajaz 'an Al Talif diterjemahkan ke dalam bahasa latin dengan judul Liber Azaragui de Cirurgia.
Tiga jilid dari ensiklopedinya tersebut membahas teknik pembedahan yang ia miliki dan temukan. Sedangkan dalam jilid terakhirnya memuat gambar diagram dan gambar peralatan pembedahan yang kebanyakan hasil temuannya, yang berjumlah sekitar 200-an.
Az Zahrawi menjelaskan secara detail berbagai macam operasi pembedahan beserta penanganannya seperti berikut ini:
1. Pembedahan tenggorokan (tracheotomy dan tonsillectomy)
2. Pembedahan tumor hidung (polyptiom)
3. Pembedahan dalam persalinan (caesar)
4. Pembedahan hidu-hidup (vivisection)
5. Pembedahan binatang
6. Pembedahan telinga
7. Pembedahan mata
8. Pembakaran luka (cauterization)
9. Pengeluaran bayi yang mati di kandungan (craniotomy)
10. Pengeluaran batu ginjal
11. Pemeriksaan internal dari urethra (air seni)
12. Obat penahan aliran darah
13. Pemotongan (dissection)
14. Amputasi, dll.
Contoh alat yang digunakan oleh Az Zahrawi dalam pembedahan antara lain:
1. Alat yang dimasukkan dalam lubang tubuh (catheter)
2. Alat pencabut gigi (tooth extractor)
3. Penekan lidah (tongue depressor)
4. Peralatan kandungan (obstretric), dll.
Dalam penjelasannya mengenai peralatan tajam pembedahan, Az Zahrawi mengemukakan bahwa alat tajam hanya digunakan untuk antara lain:
1. Operasi pemotongan tonsil (tensillectomy)
2. Operasi pada tenggorokan (tracheotomy)
3. Operasi pemecahan kepala janin yang mati di kandungan (craniotomy)
Selain penggunaan alat bedah tajam, Az Zahrawi juga menjelaskan bagaimana cara-cara pemakaian alat bedah yang lain, yaitu:
1. Bagaimana cara menggunakan sebuah kait untuk mengeluarkan tumor (polyption) hidung.
2. Bagaimana menggunakan alat suntikan (bulb syringe) untuk memberi suntikan cairan ke usus besar (enemas) pada anak-anak.
3. Bagaimana menggunakan sebuah suntikan dari logam untuk batu ginjal (metallic bladder syringe).
Az Zahrawi telah melakukan operasi pembakaran luka (cauterization) berbeda dengan 50 jenis operasi yang telah ada. Dan, Az Zahrawi pun orang pertama dalam hal-hal berikut ini:
1. Orang pertama yang menjelaskan masalah hemophilia (hemofilia), yaitu penyakit yang darah penderitanya cenderung tidak mau membeku sehingga akan terus-menerus mengalir apabila penderita terluka. Penyakit atau kelainan ini (hemofilia) biasanya bersifat turun-temurun.
2. Orang pertama yang menggunakan benang sutera untuk menjahit luka (stitching wounds).
3. Orang pertama yang membuat obat tablet dengan cetakan.
Selain itu, Az Zahrawi dalam karyanya tersebut juga membahas beberapa persoalan yang penting dan berharga sebagai berikut:
1. Ramuan obat-obatan dan menerapkan berbagai macam teknik penyubliman (sublimation) dan penuangan (decantation)
2. Masalah penggunaan diuretic (obat untuk meningkatkan urin/air seni)
3. Masalah penggunaan sudorifics (obat untuk mengeluarkan keringat)
4. Masalah penggunaan purgatives (obat cuci perut)
5. Pemandian air panas (spa)
6. Penyerapan anggur, dll.
Ternyata Az Zahrawi juga mahir dalam bedah mulut dan kedokteran gigi. Kitab Al Tasrif li Man Ajaz 'an Al Talif-nya berisi sketsa mengenai instrumen (alat) yang kompleks (bermacam-macam), yang ia kembangkan sendiri. Di menjelaskan masalah gigi yang tanggal (lepas), mengalami perubahan bentuk, dan menguraikan pula cara-cara memperbaiki kerusakannya. Cara pembuatan dan pemasangan gigi palsu yang terbuat dari tulang hewan pun ia kembangkan.
Sehubungan dengan metode pengobatan yang lain, Az Zahrawi dikenal sebagai ahli al kayy 'ashriyyah (al kayy modern), yaitu ilmu kedokteran al kayy yang berperalatan lengkap dan hanya meninggalkan bekas yang bersifat sementara pada kulit. Al kayy adalah metode pengobatan dengan menggunakan besi panas yang diletakkan pad bagian yang terkena penyakit.
Dalam menjalankan praktek dokternya, selain menggunakan cara-cara yang maju, Az Zahrawi juga tetap berpegang teguh pada kode etik kedokteran. Maka, dalam prakteknya ia benar-benar melakukan pemeriksaan dan penanganan serius dan tepat untuk kemaslahatan umat manusia. Ia juga mengingatkan dokter-dokter palsu yang mengaku ahli bedah, padahal tidak memiliki kemampuan yang memadai, dan hanya mencari kekayaan.
Kitab karya Az Zahrawi telah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Beberapa edisi bukunya tentang pembedahan telah diterbitkan di Venice (1497 M), Basel (1541 M), dan Oxford (1778 M). Bukunya telah dijadikan bahan pengajaran selama lima abad sebagai buku wajib pembedahan di Universitas Salerno, Italia dan Montpellier di Perancis serta beberapa universitas Eropa. Ini adalah prestasi mengagumkan dari seorang Az Zahrawi. Bukunya yang lain selain Al Tasrif li Man Ajaz 'an Al Talif adalah A'mar Al Aqaqir Al Mufradah wa Al Murakkabah. Bukunya yang ke-28 dalam bahasa Latin dikenal berjudul Liber Servitoris de Preparatione Medicinarum Simplicium. Itulah Az Zahrawi "si ahli bedah" yang telah banyak berkarya dan tak kenal lelah. []
0 Responses:
Posting Komentar