Selamat Datang di Blog Ratman Boomen. Semoga Anda Mendapat Manfaat. Jangan Lupa Beri Komentar atau Isi Buku Tamu. Terima Kasih atas Kunjungan Anda.

Halaman

13 November 2010

Digdaya; Mobil Buatan Anak SMK


Malam Minggu kemarin (6 November 2010) saya dan istri refreshing. Tidak ke mall. Tidak ke taman-taman eksotis di Surabaya. Tidak juga ke bioskop. Tapi, ke Jatim Expo di seberang kantor pusat Jawa Pos, Graha Pena. Istri saya ingin sekali melihat mobil buatan anak SMK (dulu STM dan SMEA) yang sebelumnya dia lihat di Republika online. Saya pun tertarik ingin lihat karya anak SMK yang menurut saya sudah luar biasa itu untuk seukuran anak sekolahan. Memang, sepertinya SMK sedang ditingkatkan 'derajatnya' agar tidak menjadi 'anak tiri' yang sekandung dengan SMA.

Hampir isya saya berangkat. Sesampainya di Jatim Expo, arena tak seramai kalau pameran komputer atau pameran printing yang biasanya juga dihelat di gedung itu. Saya mulai berpikir, kenapa kalau pameran pendidikan tidak seramai konser atau acara hura-hura. Ternyata setelah saya lihat banner besar ditengah panggung, pameran itu adalah Pameran Karya Pendidikan Tinggi dan Karya Siswa SMK dengan tagline "Kawula Muda Berkarya". Di situ ada hasil karya siswa SMK, debat bahasa Inggris, job marketing, hasil karya mahasiswa, LKTM (mungkin Lomba Karya Tingkat Mahasiswa ya?), dan parade seni.

Ada dua blok stand. Blok selatan stand mahasiswa dan blok utara stand SMK. Berbagai kampus dan SMK se-Jawa Timur yang memiliki karya prestasi hadir di situ, termasuk dari Madura. Saya dan istri pertama ke stand SMK. Ada banyak kreasi anak SMK dengan jurusan di masing-masing sekolah. Ada yang membuat kerajinan, lukisan, perhiasan 'mirip' emas, batik, tata boga, seni pertunjukan, budidaya pertanian, makanan, dan teknologi. Saya dan istri pun mencoba jahe anget karya SMKN 1 Malang yang memproduksi jahe anget, aloevera, rosella, dan nata de aloevera. Saya juga mencoba topeng karya SMKN 3 Blitar. Sedangkan di SMKN 7 Surabaya, saya menyaksikan 'helm charge HP' dan piranti penguat Wifi. Saya berpikir, jika anak-anak SMK ketika lulus mau berwiraswasta, maka mereka sudah memiliki modal keahlian. Bahkan, mereka juga sudah bisa merakit sepeda motor!

Setelah mengelilingi area stand, sampailah di stand yang kita ingin segera lihat. Stand mobil. Saya langsung saja ke arah 4 mobil yang diparkir di tengah area itu. Wow, keren juga. Mirip mobil Ford yang bertipe sport dan gagah sekali. Saya pun langsung ngobrol dengan guru yang kebetulan membimbing dalam pembuatan mobil itu. Ternyata mobil-mobil itu memang benar-benar buatan anak SMK, yaitu SMKN Singosari, Malang. Dirjen SMK memang sedang mengembangkan mobil di SMK dengan menjadikan beberapa SMK di Indonesia sebagai prototipenya, antara lain SMK di Malang, Solo, Semarang, dan Jakarta. Anak-anak SMK itu sudah bisa merakit (assembling), membuat body dan interior mobil. Dalam pelaksanaannya, anak-anak dibimbing oleh ahli yang didatangkan dari China. Kemampuan anak SMK itu tidak diragukan. Buktinya, mobil-mobil itu jadi dibuatnya. Selain itu, banyak anak-anak SMK yang sudah 'dipesan' perusahaan-perusahaan besar untuk bekerja di perusahaan tersebut. Luar biasa!

Merek mobil karya anak SMK itu diberi nama ESEMKA DIGDAYA. Yah, merek yang sangat Indonesia sekali, dan sepertinya 'menjual' juga. Harapannya mungkin mobil-mobil itu bakal digdaya di tanah air sebagai mobil nasional karya anak bangsa. Syukur-syukur bisa ekspor. Anak-anak akan menunjukkan kedigdayaan Indonesia di mata dunia. Keempat mobil itu adalah Esemka Digdaya 2.0 (hitam)dengan dua kabin tertutup, Digdaya 1.5i (merah) dengan dua kabin dan bagasi terbuka di belakang, Esemka Digdaya 2.01 (putih)dengan dua kabin tertutup, dan Digdaya 1.5i (hitam)dengan satu kabin dan bagasi terbuka di belakang. Di mobil terakhir inilah ada tanda tangan Pesiden SBY, Gubernur Jatim Soekarwo, Wakil Gubernur Jatim Gus Ipul, dan Polda Jatim yang lalu (Anton Bahrul Alam).

Saya pun tertarik melihat interior dan mencoba mobil itu. Saya diperbolehkan masuk dan duduk di dalamnya, tapi tidak bisa test drive karena sudah malam. Saya lihat dan rasakan enak juga interiornya. Rata-rata untuk membuat mobil itu menghabiskan lebih dari 100 juta rupiah. Banyak juga yah? Jika ada keseriusan dari pemerintah, kenapa mobil-mobil itu tidak dijadikan mobil nasional (mobnas) saja? Jika mobil karya anak SMK ini jadi mobil nasional, saya mau jadi pembeli pertamanya. Semoga. SMK, bisa!














0 Responses: